Pakar Prodi Teknik Elektro lolos sebagai 15 Startup pada ajang “Making Indonesia 4.0 Startup” Kementrian Perindustrian RI

Kementerian Perindustrian telah merancang Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industry 4.0. Guna mencapai sasaran tersebut, langkah kolaboratif ini perlu melibatkan beberapa pemangku kepentingan, mulai dari institusi pemerintahan, asosiasi dan pelaku industri, hingga unsur akademisi. Untuk itu, sektor industri nasional perlu banyak pembenahan terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing di era Industry 4.0. Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Industri nasional membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi, informasi dan komunikasi yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan di seluruh rantai nilai manufaktur guna mencapai efisiensi dan peningkatan kualitas produk.

 

Menperin menjelaskan, Making Indonesia 4.0 memberikan arah yang jelas bagi pergerakan industri nasional di masa depan, termasuk fokus pada pengembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan serta menjalankan 10 inisiatif nasional dalam upaya memperkuat struktur perindustrian Indonesia. Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur di Indonesia. Kesepuluh inisiatif tersebut, mencakup perbaikan alur aliran barang dan material, membangun satu peta jalan zona industri yang komprehensif dan lintas industri, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan, memberdayakan industri kecil dan menengah, serta membangun infrastruktur digital nasional. Kemudian, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan. Dengan adanya manfaat yang nyata, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Making Indonesia 4.0 dan menjadikannya sebagai agenda nasional. Salah satu agenda tersebut adalah Ajang Kompetisi Making Indonesia 4.0 Startup yang  merupakan perwujudan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekosistem inovasi.

Pada ajang “Kompetisi Making Indonesia 4.0 Startup” dua dosen Program Studi Teknik Elektro lolos sebagai “15 Startup Terbaik” dengan mengusung teknologi sistem otomasi (mekanik dan elektrik), modifikasi mesin, training centre, serta konsultasi sistem otomasi. Belly Yan Dewantara, ST, MT dan Daeng Rahmatullah, S.Pd, MT mengembangkan inovasi untuk industri mie instans. Inovasi ini diciptakan untuk industri mie instan yang membutuhkan pengendalian mutu yang baik dan memprioritaskan kepuasan konsumen. Produk yang diinovasikan adalah mesin pendeteksi bumbu mie (noodle seasoning
checker) yang dapat mendeteksi keberadaan bumbu dalam mie instan yang sudah di packing, mie yang terdeteksi tidak terdapat bumbu dalam kemasannya maka mesin akan otomatis melakukan rejektor sehingga mie tersebut tidak sampai ke tangan konsumen, tidak seperti produk mesin pendeteksi bumbu pada umumnya yang mendeteksi bumbu dengan menggunakan perbandingan berat dari mie +bumbu, produk ini telah menggunakan sensor khusus yang langsung dapat mendeteksi keberadaan bumbu dalam mie sehingga proses sensing dapat dilakukan lebih cepat. Dengan adanya produk teknologi dalam negeri yang tidak kalah dengan produk import diharapkan para pemilik industri di Indonesia mulai tertarik dan bangga untuk menggunakan produk hasil inovasi dari negeri sendiri. Keberhasilan ini merupakan kerjasama antara CV. Mokko engineering dan Prodi Teknik Elektro Universitas Hang Tuah sebagai pakar terbaik dibidang electrical engineering.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *